Indahnya pernikahan Islami, saling mengingatkan dalam kebaikan. Saling menegur saat salah. Saling berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik. Indahnya pernikahan Islami, duka tak lagi terasa lara karena hati berbalut takwa. Alhamdulillah, Allah karuniakan diri sosok suami yang begitu qanaah dan shaleh di mataku. 

Indahnya karena bisa saling menyemangati untuk terus mendekatkan diri kepadaNya. Untuk saling belajar. Saling berbagi banyak hal. Dan lagi yang utama, selalu ada imam di setiap sujud shalatku. Jika dulu aku selalu berdoa agar Allah pertemukanku dengan sosok lelaki yang shaleh, qanaah, sabar, dan yang bisa membimbingku untuk senantiasa lebih dekat dengan Allah, maka telah kutemukan jawaban dari doa-doaku pada diri suamiku. Terima kasih, Allah. Karena telah Kau perkenankan doaku menjadi nyata. Saat ini, aku mulai merubah isi doaku di setiap momentum kebersamaanku denganNya. Aku meminta agar Allah jadikan keluarga kecil kami dipenuhi oleh sakinah, mawaddah dan warahmah. Agar Allah menjadikan setiap apapun yang ada pada diri kami bernilai ibadah. Baik itu tawa, tangis, maupun setiap senda yang inshaAllah menuai pahala. Aamiin.

Tak ada hal lain yang ingin senantiasa kuupayakan saat ini, selain merayu Allah dengan cara menjadi istri yang shalihah bagi suamiku. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anakku kelak. Agar ia sisihkan tempat untukku di surgaNya. Agar Ia izinkan aku mencium wanginya surga yang dapat tercium dari jarak sekian dan sekian. Agar Ia izinkan aku merasakan nikmatnya buah dari apa yang telah kusemai di dunia, yang terus tumbuh menjadi pohon yang akan tetap membuahkan amal jariyah untukku, yang takkan pernah henti mengalir meski jasad telah luruh dalam tanah. Aamiin.

Meski tak mudah untuk menjalani jihad mulia ini. Tak ada yang lebih membahagiakan saat Rasulullah sendiri berkata bahwa surga begitu mudah dimasuki oleh seorang wanita yang berbakti pada suaminya. Yang tidak melupakan kebaikan-kebaikan suaminya meski sekecil apapun. Yang tetap memperhatikan hak suaminya walau seletih apapun, ia. Yang tetap berwajah seri dan senantiasa tersenyum di hadapan suami meski lelah menyapa raga. Yang memperhatikan setiap detil dari dirinya hanya untuk mempersembahkan yang terbaik bagi suaminya. Yang ikhlas senantiasa tampil cantik saat di rumah hanya untuk sang suami, bukan justru sebaliknya, berhias hanya saat akan keluar rumah. Yang memperhatikan jam makan dan tidur suaminya dengan baik.

Ah, betapa banyak point penting yang harus dimiliki oleh seorang istri agar ia bisa menjadi sosok pendamping yang shalihah bagi suaminya. Itu pula yang saat ini tengah kuusahakan. Berkali-kali mendengar pengajian yang sama bertema 'ciri-ciri istri shalihah', tujuannya agar aku bisa mencontoh dan menerapkan hal-hal tersebut di kehidupan sehari-hari pada rumah tanggaku. Aku semakin sadar bahwa banyak hal sepele yang begitu berhaga bagi seorang suami tetapi kerap telupakan oleh seorang istri. Salah satunya saat hendak bepergian meski hanya ke warung yang tak jauh dari rumah terkadang kita lupa untuk pamit. Pun saat suami akan berangkat atau pulang dari bekerja, tidak ada salahnya jika seorang istri mencium tangan suaminya, menyapanya dengan lemah lembut, bertanya meski hanya basa-basi biasa. Setidaknya kita telah memenuhi hal sepele yang tetap bernilai ibadah untuk kita di mataNya. Allah tahu bahwa kita tengah berupaya untuk menyenangkan hati suami. Walau di mata orang lain aneh, atau mungkin terlalu berlebihan, tetapi Rasulullah sendiri menganjurkan hal sama untuk senantiasa tampil baik di hadapan suami.

Jika dengan berbakti padaNya dapat menjadi kunci bagiku untuk bisa merengkuh surgaNya. Maka izinkan kurengkuh kemuliaan itu bersamanya. Bersama ia yang telah menyempurnakan agamaku. Bersama ia yang terus membimbing langkahku untuk senantiasa dekat denganNya. Semoga sakinah, mawaddah dan warahmah senantiasa Ia limpahkan pada rumah tanggaku. Aamiin Allahumma Aamiin.

0 Komentar