فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Alhamdulillah ada banyak pekerjaan yang tuntas hari ini setelah tertunda selama beberapa hari. Kalau sudah begini rasanya bisa bernafas lega. Pun tak lupa tilawah one day one juz untuk mengejar ketertinggalanku. Seharusnya aku sudah khatam Qur'an dari beberapa minggu yang lalu, tetapi karena beberapa kesibukan.. akhirnya baru hari ini bisa melanjutkan tilawah dan sudah hampir khatam di juz 30.

Setelah memutuskan untuk tak terlalu aktif di akun sosmed, aku benar-benar menemukan ketenangan dan kelapangan hati untuk lebih fokus berbenah. Konsen ke draft, seleksi naskah dan editan. Semoga saja bisa selesai sebelum akhir tahun. Agar di 2015 aku bisa konsen ke penerbitan naskah-naskah ini dan launching buku terbaru.

Fabiayyi ala'i rabbikuma tukadziban

Tadi mampir beli jus mangga. Sewaktu mau pulang ada yang memanggilku. Ibu salah satu anak didik di PAUD memberi kabar kalau Dek Siti mau lahiran. Aku memutuskan mampir untuk menjenguk sebentar. Ada beberapa keluarganya yang dulu pernah bertetangga denganku, sewaktu masih tinggal di rumah mertua.

Mereka menyambut hangat dan mengelus perutku yang memang sudah tampak membuncit. Mami bahkan sempat mendoakan dan berucap beberapa kata yang tak jelas di telingaku.

Bertanya kabar sebentar, lalu pamit pulang. Rasanya agak canggung sewaktu berpamitan pada mereka, karena salah satu dari mereka ada yang sempat bertanya di mana kediaman baru kami sekarang. Agaknya ada yang masih belum puas meski telah melihat kami tak lagi tinggal di rumah lama.

Ah, ya sudahlah. Husnudzhon saja. Bukankah hidup memang begitu? Saat senang orang lain tak suka dan tetap membicarakan, begitu susah tetap saja dibicarakan meski terkadang mereka tampil dengan wajah peduli. Aku mungkin sudah terbiasa, jadi jika mereka bersikap baik.. aku tak terlalu menggubris. Karena jelas, niat baik mereka terkadang tak lebih karena ingin tahu informasi baru mengenai kami yang kemudian bisa mereka gembar-gemborkan sebagai gosip baru. 

Tiba-tiba aku berpikir, jika besok aku melahirkan.. apa ibu dan bapak juga keluarga yang lain bisa datang ke Magelang? Tadi malam aku sudah berbicara pada kakak ipar kalau aku ingin pulang sebelum masa persalinan semakin dekat. Aku ingin persalinan nanti dikelilingi orangtua dan keluarga di kampung halaman.

Tetapi agaknya si Mbak benar-benar tak setuju dan menolak niatku. Bahkan dari nada bicaranya ada ketegasan yang lagi-lagi membuatku menelan sakit hati mentah-mentah. Mungkin memang begini jika ikut suami, jauh dari orangtua dan keluarga. Adakalanya aku ingin bertindak sesuai keinginanku, tetapi kenyataan justru selalu jadi kendala. Justru selalu bertindak sebaliknya. 

Mungkin memang harus belajar untuk lebih sabar dan ikhlas. Bagaimanapun kami memang tengah diberi ujian. Mengeluh atau pun berkecil hati bukanlah solusi, bahkan hanya bisa membuat suasana hati kian kacau. Terlebih pikiran, yang saat ini memang tengah digandrungi banyak hal memusingkan. Aku selalu berusaha untuk menguatkan diri. Tak ingin larut dengan semua masalah yang datang belakangan ini.

Terutama karena aku tak boleh egois dan lupa pada perkembangan janin yang tentu ikut berpengaruh jika kondisi psikisku tak baik.

Jika dipikir-pikir, akan lebih baik untuk tetap tampil ceria ketimbang harus memperlihatkan kesulitan yang tengah mendera hidupmu di hadapan semua orang.

Karena itu aku mencoba untuk aktif di luar rumah, berkumpul dengan teman-teman penulis. Kopdar, atau sekedar sharing mengenai dunia kepenulisan via sms. Memotivasi diri untuk terus berkarya rasanya lebih banyak membantuku.

Semakin aku terpuruk dalam banyaknya masalah, semakin aku menyibukkan diri dengan rutinitas menulis hingga bisa lupa pada masalah yang ada. Menulis benar-benar menjadi terapi. Jika aku tak menulis, rasa-rasanya kegiatanku hanya berkutat pada gawean rumah dan pikiran yang tertimbun dengan banyak hal menyesakkan.

Menulislah yang membuatku mampu untuk terus berjalan, yakin bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan seperti janji-Nya. Sabar tak pernah ada yang sia-sia kan? :)

Allah tak mungkin membiarkan kami berjuang sendiri. Pun tak ada masalah tanpa jalan keluar. Lagi pula, sedikit demi sedikit apa yang kami benahi mulai membuahkan hasil. Bisnis fotokopian yang sempat 'mandek' beberapa bulan, alhamdulillah sekarang sudah kembali ramai. Tadi malam kami juga sempat lembur fotokopian.

Insha Allah, Senin sudah masuk bulan Safar. Itu berarti kami sudah bisa pindah dan menetap di rumah baru secepatnya, yang nantinya juga jadi tempat untuk membuka lini usaha baru. Tak boleh ada celah untuk merutuki kesulitan. Semoga setelah ini bisa lebih dewasa dan bijaksana dalam menyikapi setiap hal yang menimpa.

Bisa menjadi istri shalihah juga ibu yang baik.

Apapun pendapat orang, aku takkan lagi ikut pusing dan terpancing emosi. Terserah orang mau bilang apa, sesuka hati mereka. Terpenting aku tetap berjalan pada koridor yang benar di mata Tuhan.. dan kewajibanku terus terlaksana dengan baik.

Kalau mau ikut apa kata orang jelas tak ada habisnya. Selama masih hidup, selama itu pula akan tetap ada orang yang datang dengan wajah tak senang dan menyebarkan fitnah dengan seenak mulut mereka.

Toh, siapa yang menanam dia juga yang akan menuai. Maka aku harus bisa lebih baik dari hari ini, bisa mewujudkan satu-persatu mimpi, salah satunya untuk orang-orang yang kucintai. Aku juga takkan berhenti berusaha hingga karyaku dapat dikenal oleh khalayak luas, dan lebih banyak lagi manfaat yang dapat aku berikan bagi orang lain di dalam hidupku.

Tujuanku hanya satu; sukses di dunia dan di akhirat. Semoga setiap perlakuan tak baik juga fitnah yang kami dapatkan saat ini, justru menjadi penggugur dosa-dosa baik di masa lalu maupun di masa yang akan datang.

Keep hamasah! Berjuang, raih seluruh mimpi, terus berkarya tanpa jeda. Semoga lebih banyak lagi karyaku yang dapat terbit dan beredar luas di toko buku, serta memberikan manfaat baik bagi pembaca. Aamiin yaa mujiibu.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)


Baca juga : Inna Ma'al 'Usri Yusra (Jangan Takut Bermimpi Besar)  

0 Komentar