Aku mulai sadar akan satu hal. Tentang waktu yang kuhabiskan untuk berjalan di tempat yang sama. Tanpa tahu apa yang benar-benar harus aku lakukan. Tanpa sadar aku seperti kehilangan identitas diri. Lebih tepatnya ciri khas pada diri sendiri. Bukankah setiap orang memilikinya? Entah dalam bentuk sifat, karakter, maupun benda.

Ciri khas itu kulupakan saat berjibaku dengan sesuatu yang sebenarnya tak memberiku ruang berarti di dalamnya. Itu yang kurasakan begitu tersadar. Waktu yang cukup lama telah menguras perhatianku. Membuatku lupa bahwa ada banyak hal di dunia ini yang bisa kau lakukan, tanpa harus terpaku pada bayangan orang lain yang mungkin kau ikuti. Sebab itu memang bukan duniamu. Kau barangkali tak sadar sedang berada di belakang bayangan orang lain.

Sungguh ada dunia yang tak dimengerti oleh siapapun. Tetapi aku merasa sangat hidup di dalamnya. Aku menikmati ritme waktu yang berjalan. Memeluk setiap moment dengan hati bahagia, sesederhana apapun itu. Sebuah dunia yang sempat aku lupakan.

Seperti halnya pagi ini, duduk dan menulis ditemani satu lagu yang sejak tadi kudengar berulang-ulang. Namun sesuatu yang manis juga diam-diam merayap ke dalam hatiku. Barangkali ada wajah yang tengah tersenyum di sana. Berkata pada diri sendiri.. lihat? bukankah dunia ini yang membuatmu sangat hidup?

Ah iya.. apa gunanya berjalan di jalan orang lain? Kau bahkan tak tahu menahu bagaimana rute dan penghujungnya. Jika memang semua bermula dari niat, maka ada banyak kebaikan yang bisa kau lakukan. Di manapun dan kapan pun. Jadi tak perlu fokus pada satu kebaikan saja.

Jika kebaikan itu berwadah bagi orang lain, maka kau juga bisa memiliki wadah untuk menyalurkan kebaikan apa yang bisa kau beri. Dan bagiku menulis adalah salah satunya. Paling tidak jika bukan untuk orang lain, setidaknya untuk diri sendiri.

Anggap saja orang lain memiliki wadah untuk menyalurkan kebaikan mereka. Hanya orang-orang yang sungguh bisa hidup di dalamnya yang bertahan lama tanpa persaingan apapun. Namun pastikan bahwa jiwamu sungguh hidup di sana. Pastikan bahwa semua itu sudah sesuai dengan isi hatimu. Agar tak ada kekecewaan pada akhirnya.

Sayangnya aku tak menyadari sejak awal. Bahwa aku juga memiliki wadah yang sesuai dengan jiwaku. Yaitu menulis dan blog ini adalah wadahnya. Wadah bagi kebaikan dan kebahagiaanku. Semua yang bisa mengalir bersamaan sebab ada harapan yang bernafas.

Terkadang, kita sibuk ingin seperti apa yang bisa orang lain lakukan. Sampai-sampai lupa, apakah kita sungguh-sungguh bisa? Benarkah sudah sesuai dengan kemauan yang ada di dalam diri? Bisakah mereka menerima sosokmu untuk sungguh-sungguh berbaur? Karena satu waktu, kau akan berhenti di tengah jalan saat menyadari sesuatu yang keliru.

Aku percaya setiap orang memiliki kebaikan dan keberanian di dalam dirinya. Maka sudah tentu setiap orang juga bisa melakukan kebaikan apapun sesuai kapasitas yang ada padanya. Jadi jangan lagi terkunci pada apa yang bisa orang lain lakukan. Tetapi lakukan apa yang bisa kau kerjakan hingga bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Kau hanya perlu menyadari kebaikan apa yang bisa kau kerahkan, minimal untuk diri sendiri. Mulailah dari diri sendiri.

Hanya perlu keberanian untuk mulai mencoba. Berani bertindak. Berani melakukan hal yang menurutmu baik dan berjalan sesuai kehendak hatimu. Tak ada lagi bayangan orang lain di hadapanmu. Kecuali semangat dan kebahagiaanmu sendiri.

Selain itu, takkan ada yang bisa membuat hatimu mengecil karena kau melakukan apa yang sesuai dengan isi hatimu. Karena kamu adalah apa yang kau inginkan. Apa yang kau pikirkan dan apa yang kau lakukan.

tolong, tetaplah melangkah kendati kenyataan di luar sana 
tak berjalan sesuai kehendakmu
 lakukan apapun yang menurutmu baik
ada atau tidak yang menyadarinya
sebab tujuanmu bukan sebuah pengakuan semata

Magelang, 19 Juli
Copyright : @bianglalahijrah_ 

Baca juga:
Rabbi, Jangan Biarkan AKu Futur
Memaafkan Masa Lalu
Be a Good Muslimah 

0 Komentar